Rabu, 29 Oktober 2014 0 Comments

Nila Djuwita Anfasa Moeloek - Profil Tokoh

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tahun 2014-2019

Nila F Moeloek resmi ditunjuk sebagai menteri kesehatan Republik Indonesia dalam Kabinet Kerja Jokowi JK untuk periode 2014-2019. Lima tahun lalu Nila nyaris menjadi menteri yang sama di kabinet Indonesia Bersatu II. Kini, utusan khusus presiden RI untuk MDGs ini memangku jabatan besar dalam pemerintahan baru.
Soal pengalaman sosok Nila Moeloek sudah tidak diragukan lagi. Perempuan berusia 61 tahun tersebut disebut presiden Jokowi sebagai sosok kaya pengalaman. Nila adalah istri dr. Farid Anfasa Moelok, Menteri Kesehatan di era presiden B.J. Habibie pada 1997 hingga 1999.
Ia juga aktif mengajar di program doktor pasca sarjana Fakultas Kedokteran UI. Dalam lima tahun terakhir, ia juga berkiprah besar untuk MDGs (Millenium Development Goals).
MDGs disebutkan oleh Tribunnews mengemban berbagai tugas global yang demikian vital. Berbagai masalah seperti kemiskinan absolut, belum terjangkaunya pendidikan, kesenjangan gender, penyebaran HIV/AIDS dan penyakit menular lain, hingga kerusakan lingkungan hanya beberapa dari sekian yang terus dicari solusinya.
Nila Moelek sendiri mengungkapkan kepada Kompas bahwa dirinya akan berfokus membela tenaga kesehatan. Selain itu ia juga menyatakan kesehatan berperanan sangant penting bagi negara, “Bagaimana kita mengurangi kemiskinan sangat terkait dengan kesehatan. Maka MDGs itu hulunya kesehatan.”

Berikut ini profil singkat Nila F Moeloek, menteri kesehatan baru di kabinet Jokowi JK.
Nama: Nila Djuwita Anfasa Moeloek
Tempat/ Tanggal Lahir: Jakarta, 11 April 1949
Pendidikan Terakhir : Doktor bidang Kedokteran Universitas Indonesia
Jabatan Terakhir : Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.shafa's...
Sabtu, 25 Oktober 2014 0 Comments

Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung?Bagaimana sih prosedurnya?Mari kita simak ulasan berikut...


Sejarah Singkat Transplantasi Jantung
Operasi transplantasi jantung manusia yang pertama dilakukan pada 3 Desember 1967 oleh Christiaan barnard. Operasi tersebut berlangsung selama sembilan jam dan melibatkan sebuah tim yang beranggotakan tigapuluh orang. Pasien transplantasi, Louis Washkansky, 55 tahun, menderita kencing manis dan penyakit jantung. Donor jantung berasal dari seorang wanita muda, Denise Darvall, yang tewas karena kecelakaan lalu lintas. Washkansky bertahan hidup sejak operasi, dan hidup selama delapan belas hari. Keadaannya semakin buruk karena pneumonia yang disebabkan obat supresif-immuno yang digunakannya.
Barnard melanjutkan transplantasi jantung. Sebuah operasi dilakukan pada 2 Januari 1968 pada pasien Philip Blaiberg dan berhasil bertahan hidup selama 19 bulan. Pada 1969 dilakukan transplantasi jantung pada Nyonya Dorothy Fisher dan berhasil bertahan hidup selama 24 bulan.

Pengertian
Transplantasi jantung adalah prosedur mengganti jantung yang gagal berfungsi dengan jantung lain dari donor yang memenuhi persyaratan. Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan gagal jantung stadium akhir yang diperkirakan mempunyai usia hidup kurang dari satu tahun apabila tidak dilakukan transplantasi dan bukan calon ataupun belum pernah ditangani dengan terapi medis konvensional. Sebagian besar calon pasien yang ditransplantasi tidak dilakukan prosedur bedah lain karena kondisi jantung yang sudah buruk.
Mekanisme Transplantasi Jantung
1.Prosedur Orthotopic
Prosedur Orthotopic diawali dengan melakukan “Sternotomy median”  atau pembuatan sayatan garis vertical disepanjang tulang dada. Setelah itu Selaput Jantung dibuka dan dipasangkan dengan “Cardiopulmonary bypass”  yang merupakan mesin yang digunakan untuk mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru selama operasi, hal ini dilakukan untuk menjaga sirkulasi darah dan kandungan oksigen dalam tubuh. Kemudian Jantung Pasien dipotong pada bagian pembulu darah dan sebagian lagi di bagian Atrium kiri. Jantung Donor kemudian di pangkas agar sesuai dengan atrium yang tersisa dan pembuluh darah pada Pasien. Jantung Donor kemudian di jahit pada atrium dan pada pembuluh darah. Kemudian “Cardiopulmonary bypass” dilepaskan dari selaput jantung dan rongga dada ditutup.
2.Prosedur Heterotopic
Dalam Prosedur Heterotopic jantung pasien tidak akan di ambil sebelum jantung donor terpasang. Hal ini dilakukan karena pada prosedur ini tidak menggunakan “Cardiopulmonary bypass”. Jantung baru diposisikan dengan ruang dan pembuluh darah sehingga kedua jantung dapat dihubungkan membentuk “jantung ganda”. Hal tersebut dapat membuat Jantung pasien untuk dipulihkan dan jika jantung donor mengalami penolakan dapat diangkat.
Pasca Operasi, pasien akan masuk dibawa masuk kedalam ruang ICU dan direhab selama 1-2 minggu dibawah pengawasan dokter. Selain itu pasien juga akan diberi obat immunosupresan yang merupakan obat untuk menghindari penolakan tubuh terhadap jantung baru. Pasien dalam waktu 55 hari akan melakukan tes ekspresi gen darah yang di kenal “Ekspresi Pengujian AlloMap Molekuler”.

Dampak Pasca Operasi
Dampak yang bisa terjadi setelah operasi, mulai dari infeksi, aterosklerosis, sepsis, penolakan organ, serta efek samping dari obat immunosupresan. Selain itu terdapat beberapa penyakit yang bisa timbul pasca operasi, antara lain:
1.Gangguan Ginjal, Paru-paru, dan hati
2.Meningkatnya resiko diabetes
3.Penyakit pembuluh darah dari arteri leher hingga kaki
4.Meningkatnya resistensi vaskuler paru
5.Meningkatnya resiko Tromboemboli atau pembekuan darah.shafa’s…

BELANTARA INDONESIA

by admin :

by admin :
Ponkesdes Sumber Waru. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;