Kamis, 08 Oktober 2015

Vitiligo

Penyebab
Vitiligo terjadi ketika kulit tidak memproduksi melanin secara memadai. Melanin adalah senyawa yang menentukan warna kulit dan melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari. Penyebab di balik kekurangan melanin tersebut belum diketahui secara pasti.
Tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebabnya, yaitu :
1.Faktor keturunan. Sekitar 1 dari 5 pengidap vitiligo memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.
2.Mengidap penyakit autoimun lain, misalnya hipertiroidisme, diabetes atau penyakit Addison.
3.Stres.
4.Mengalami kerusakan kulit, misalnya akibat terbakar matahari.
5.Terpajan senyawa kimia tertentu.

Gejala
Penyakit kulit ini dapat menyerang semua kulit tubuh. Beberapa bagian tubuh yang rentan terserang vitiligo adalah permukaan yang paling sering terpajan sinar matahari seperti tangan, kaki, wajah, bibir, serta leher. Vitiligo juga dapat menyerang akar rambut dan menyebabkan tumbuhnya uban pada rambut, bulu mata, alis, dan jenggot. Gejala utama yang paling menonjol adalah munculnya bercak-bercak yang awalnya berwarna lebih muda dari kulit normal dan kemudian berubah menjadi putih. Bercak-bercak tersebut biasanya permanen dan lebih rentan terbakar sinar matahari. Walau tidak menyebabkan iritasi atau ruam, bercak-bercak tersebut terkadang terasa gatal.

Vitiligo terbagi ke dalam dua kategori, yaitu vitiligo menyeluruh yang menyerang kedua sisi tubuh dan vitiligo yang hanya terjadi pada bagian-bagian tertentu atau salah satu sisi tubuh saja. Jenis yang paling umum adalah vitiligo menyeluruh dengan jumlah pengidap yang diperkirakan sekitar 90 persen. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami perubahan abnormal pada warna kulit, rambut, atau mata. Penanganan tepat pada tahap awal dapat menghambat perkembangan kondisi ini.

Pemeriksaan
Untuk memastikan diagnosis, ada beberapa jenis pemeriksaan mendetail yang biasanya akan dianjurkan. Salah satunya adalah pemeriksaan kulit menggunakan lampu ultraviolet. Tes ini berfungsi menghapus kemungkinan adanya penyakit kulit lain, misalnya dermatitis. Tes darah mungkin dianjurkan untuk memeriksa kemungkinan adanya kondisi autoimun lain, misalnya diabetes atau penyakit Addison. Tes darah juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid guna memeriksa kemungkinan adanya hipertiroidisme.

Pengobatan
Penanganan yang tepat dapat memperlambat perkembangan vitiligo serta memperbaiki penampilan kulit pengidap. Berikut penanganan medis yang biasa dilakukan pada penderita vitiligo.

1.Obat oles
Beberapa jenis obat oles yang digunakan untuk menangani vitiligo adalah kortikosteroid, pimecrolimus atau tacrolimus, dan losion depigmentasi. Krim atau salep kortikosteroid dianjurkan oleh dokter untuk pengidap vitiligo yang hanya memiliki bercak-bercak pada sebagian kecil tubuhnya. Salep ini bukan untuk digunakan pada wajah. Pengidap vitiligo yang sedang hamil juga sebaiknya menghindari obat ini. Kortikosteroid memiliki efek samping yang signifikan, seperti kulit yang menipis sehingga pembuluh darah terlihat dan muncul guratan pada kulit (stretch mark). Karena itu, obat ini umumnya tidak digunakan sebagai penanganan jangka panjang dan dokter akan memantau kondisi pengidap secara teratur selama menggunakan obat ini. Obat oles lain yang dapat menjadi alternatif adalah pimecrolimus atau tacrolimus. Keduanya merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengobati eksim. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat obat-obat ini di antaranya kulit menjadi lebih sensitif terhadap cahaya matahari, muncul sensasi terbakar atau sakit, serta wajah memerah dan iritasi kulit ketika Anda mengonsumsi minuman keras.Jika mengidap vitiligo dengan bercak-bercak putih di sebagian besar tubuh, Anda dapat menjalani depigmentasi. Proses ini dilakukan dengan mengoleskan losion yang akan melunturkan pigmen kulit yang normal sehingga warnanya menjadi serupa dengan bercak vitiligo. Obat oles yang digunakan adalah losion mengandung hydroquinone yang dapat mencegah kembalinya pigmen kulit. Sayangnya, depigmentasi kulit yang Anda jalani akan bersifat permanen sehingga kulit Anda tidak memiliki perlindungan alami dari sinar matahari lagi. Selain itu, hydroquinone juga berpotensi menyebabkan kulit terasa gatal, perih, serta kemerahan.

2.Analog vitamin D
Penggunaan obat ini dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid atau fototerapi. Contohnya adalah calcipotriol.

3.Terapi cahaya (fototerapi)
Langkah medis ini akan dipilih jika bercak-bercak vitiligo pengidap sudah menyebar luas atau tidak bisa ditangani dengan obat oles. Terapi ini menggunakan cahaya ultraviolet (UV) A atau B untuk mengembalikan warna kulit yang terserang vitiligo. Efek samping terapi ini adalah meningkatnya risiko kanker kulit.

4.Terapi laser
Sama seperti fototerapi, prosedur ini bertujuan untuk mengembalikan warna kulit pada bercak-bercak vitiligo, tapi hanya efektif untuk vitiligo yang menyerang sebagian kecil kulit tubuh.

5.Operasi cangkok kulit
Dalam prosedur ini, kulit sehat dari bagian tubuh yang tidak mengalami vitiligo akan diambil dan digunakan untuk melapisi kulit yang memiliki bercak-bercak vitiligo. Operasi ini dapat dilakukan jika bercak-bercak vitiligo Anda hanya menyerang sebagian kecil tubuh dan tidak mengalami perkembangan.

Jika tidak ditangani, vitiligo akan terus berkembang dan terkadang mengakibatkan beberapa komplikasi, misalnya:
-Kekurangan melanin akan menyebabkan kulit rentan terhadap pengaruh sinar matahari sehingga mudah terbakar dan mempertinggi risiko kanker kulit.
-Kekurangan pigmen pada mata dapat menyebabkan inflamasi pada bagian iris.-Penurunan kemampuan pendengaran. Kondisi ini umumnya terjadi pada kasus vitiligo yang bersifat keturunan.
-Melanin berperan dalam fungsi dan struktur telinga bagian dalam. Diperkirakan sekitar 15 persen penderita vitiligo di bawah umur 40 mengalami komplikasi ini.Shafa's...

0 Comments:

Posting Komentar

BELANTARA INDONESIA

by admin :

by admin :
Ponkesdes Sumber Waru. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;