Setelah disahkan pada tanggal 25 September 2014, Naskah UU Keperawatan
akhirnya di release oleh Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Kesehatan.
UU Keperawatan dengan No 38 Tahun 2014 merupakan hadiah terindah
perawat indonesia setelah berjuang puluhan tahun untuk mengegolkan UU
Keperawatan tersebut. Untuk detail lebih lanjut mengenai content dan isi dari UU Keperawatan, silahkan download file PDF nya disini!!!
Rabu, 11 Maret 2015
uu keperawatan,
uu keperawatan no 38 tahun 2014
0
Comments
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Diposting oleh
@pohontua28
Tanggal 7-9 Mei 2015 tak terasa sudah diujung bulan, tepatnya tersisia 2 bulan. Momentum MUNAS IX
PPNI kali ini adalah merupakan yang pertama dalam era system jaminan kesehatan
dan era Undang Undang Keperawatan serta era perdagangan bebas ASEAN. Tentunya, kita
harapkan akan ada nuansa baru dalam pelaksanaan dan subtansi serta spirit dari
era sebelumnya.
Pada era Munas kali ini, setiap PPNI propinsi akan diberikan satu stand
untuk ‘memamerkan’ propinsinya. Peluang ini semoga dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh pengurus PPNI Propinsi sehingga aura ke-Indonesia-an PPNI dapat
terpancar dari kemeriahan stand propinsi-propinsi. Stand juga tersedia untuk
pengurus ikatan dan himpunan.
Selama Munas juga akan diselenggarakan pameran alat kesehatan dan
keperawatan (nursing expo) dengan peserta dari produsen alat
keperawatan/kesehatan, alat peraga pendidikan dan produk yang terkait dengan
perawat.
Nuansa expo akan dikemas lebih modern dan berkelas. Sebagai penyegar dan
penyejuk, acara seni dan wisata belanja serta wisata budaya juga akan digelar
dalam momen ini.
Seperti Munas sebelumnya, momentum lima tahunan ini adalah pesta ide, pesta
gagasan dan pesta demokrasi perawat Indonesia. Untuk itu jangan lewatkan
momentum lima tahunan perawat indonesa di Palembang, 7-9 Mei 2015. Silahkan unduh brosur
final announcement sebagai undangan peserta Munas IX.
Undangan dapat di download di link berikut :
Sumber : http://www.inna-ppni.or.id
Diposting oleh
@pohontua28
Seorang inspirator untuk kita
profesi perawat yang semakin membuat kita bangga dengan profesi kita saat ini,
dialah ibu Hj. Andi
Rabiah atau yang lebih dikenal dengan nama Suster Apung adalah salah satu
perawat yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu sesama di
daerah kepulauan.
Tidak pernah terbesit didalam pemikirannya bahwa ia akan menghabiskan separuh
hidupnya mengarungi lautan di Kepulauan Sulawesi dan Flores untuk menyembuhkan
pasien-pasien yang tersebar di sekitar pulau-pulau kecil dengan hanya berbekal
tekad dan perahu. Dalam melakukan kegiatannya ia tidak pernah mengeluh
sekalipun, bahkan pada tahun pertamanya ia bekerja sebagai perawat, ia selalu
menagih janji kepada kepala desa yang pernah menjanjikannya untuk melaut.
Sebagai perawat, ia memiliki prinsip yaitu bekerja sebagai pelayanan dan
tanggung jawab kepada masyarakat. Ia memandang bahwa mereka juga saudara kita
dan rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Seperti yang
ia katakan suatu waktu “Tidak ada yang boleh meninggal karena melahirkan dan
tidak ada pula yang boleh meninggal karena diare”. Sebuah sikap yang terus
diperjuangkan sekuat tenaga meskipun selalu mengarungi lautan yang sering kali
tidak ramah. Walaupun hasil gaji yang diterima tidaklah besar dan tidak ada
jaminan asuransi, namun Ia tetap mengabdikan dirinya untuk membantu pasien yang
membutuhkan jasanya.
Ibu Rabiah lahir di Sigeri, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), 29 Juni
1957. Setamat SMP, ia melanjutkan sekolah di Penjenang Kesehatan (PK), sekolah
kesehatan setingkat SPK. Masuk ke PK pada 1975-1976.Lulus PK, April 1977, Ibu
Rabiah jadi pegawai negeri sipil di Puskesmas Liukang Tanggaya, Pulau Saputan,
Kecamatan Liukang Tanggaya, Kabupaten Pangkep. Status itu masih disandangnya
hingga kini. Di Puskesmas Liukang Tanggaya, wilayah kerjanya meliputi 25 pulau.
Di antaranya, Pulau Sumanga, Saelo, Satanga, dan Kapoposan Bali. Ke-25 pulau
itu dibagi jadi lima wilayah, yaitu wilayah tengah, barat,utara, timur, dan
selatan.
Ibu Rabiah menggambarkan, jarak tempuh dari wilayah tengah ke wilayah timur
berkisar 11 jam perjalanan dengan transportasi air. Bahkan, ada pulau yang
letaknya lebih dekat ke Lombok ketimbang ke Makassar sehingga perjalanan butuh
waktu lebih lama lagi."Kalau mau ke pulau untuk mengobati pasien,
berangkat pagi-pagi dengan perahu motor. Rata-rata baru sampai di tujuan saat
magrib," kata Ibu Rabiah.
Selama menjalani pekerjaanya sebagai perawat, tak jarang Ibu Rabiah didera kesulitan.
Perahunya bocor adalah salah satu kendala yang kerap dialaminya. Pada 1979,
perahu motornya malah pernah menghantam karang. Ibu Rabiah dan 14 orang
penumpang lainnya terdampar tujuh hari tujuh malam di Pulau Karang Kapas, pulau
karang tanpa tumbuhan dan tak berpenghuni.
"Kapal yang saya tumpangi kebetulan membawa penyu. Lalu, kami membakar besi dan
menulis kapal Pelita Jaya terdampar di atas karang kapas tanggal 6, bulan 3,
malam Selasa, di atas kulit penyu yang sudah mati. Setelah tujuh hari, akhirnya
datang bantuan dari Pulau Sailus Kecil," kenang Ibu Rabiah.
Dalam peristiwa itu, Ibu Rabiah harus berbagi nasi yang dimasak dari beras
seliter untuk 14 orang per hari. Sebagai bahan bakar, ia menggunakan kayu dari
puing-puing kapal yang rusak terhantam karang. Dalam menjalankan tugasnya,
suster Ibu Rabiah memang harus menggunakan perahu dan melawan ombak. Itu
dilakoninya dengan ikhlas. Tujuannya hanya satu: mendatangi orang yang
membutuhkan pertolongannya. Ke pelosok mana pun Ibu Rabiah datang untuk menolong.
Ia mendedikasikan hidupnya untuk orang banyak sepanjang 30 tahun. Tanpa keluh,
tanpa bosan, tanpa lelah.
Ibu Rabiah tidak malu mengakui perbuatannya ketika harus memberikan cairan
infus yang sudah kadaluarsa lima tahun kepada pasiennya. Itu terjadi 10 tahun
lalu. Di Pulau Sapuka, penyakit diare mewabah dan persediaan cairan infus sudah
habis, sementara satu pasien dalam kondisi sekarat.
"Cairan infus yang ada tinggal peninggalan teman yang sudah pindah tugas.
Saya ragu-ragu juga, pasang...tidak...pasang...tidak. Akhirnya saya pasang.
Setelah masuk tiga botol, saya lihat ada perubahan dan saya tambahkan sampai 10
botol. Alhamdulillah, si pasien sembuh dan masih sehat sampai sekarang,"
tutur Ibu Rabiah. "Pilihannya waktu itu, kalau saya tidak infus si pasien
akan mati. Jadi, saya ambil resiko. saya infus biar pakai cairan
kadaluarsa," ungkap Ibu Rabiah.
Ibu Rabiah, ibu dari empat orang anak, mengenal dunia medis dari neneknya.
Setamat SMP, ia terus memperdalam soal medis. Ia ingin mengikuti jejak neneknya,
tenaga medis pertama di kampungnya. Dorongan niat yang begitu kuat membuat Ibu
Rabiah tak mengeluh ketika diterima jadi PNS dengan gaji pertama Rp 17 ribu. Ia
pun tak menolak ditugaskan di pulau. Sampai sekarang, dengan statusnya yang
menjanda (suami meninggal), misi sebagai penyembuh itu ia jalani. Hitungannya
sudah 30 tahun!
Nama Ibu Rabiah dan julukan 'Suster Apung' mencuat sejak muncul di acara Kick
Andy tayangan Metro TV. Ia mengaku pernah diberi uang Rp 200 juta oleh Wapres M
Jusuf Kalla. Uang itu ia pakai untuk membeli perahu, sembako, solar, dan bayar
ABK. Kini, Ibu
Rabiah si 'Suster Apung' berkeliling dari satu pulau ke pulau terpencil lainnya
untuk mengobati pasien. Dan, perjalanannya melakoni misi mulia untuk orang
banyak bergulir lebih lancar berkat perahu anyar pemberian JK.
Dedikasi, semangat pantang menyerah, tegar, pengorbanan untuk membantu sesama
adalah sedikit gambaran dari Ibu Hj. Andi Ibu Rabiah, seorang sosok yang patut
menjadi teladan bagi kita semua. Shafa's...
Tonton film dokumenternya disini!!!
Diposting oleh
@pohontua28
Jumat, 06 Maret 2015
askep keluarga,
asuhan keperawatan keluarga,
diagnosa keperawatan keluarga
15
Comments
Diagnosa Keperawatan Keluarga
Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga
Berdasarkan NANDA, 1995
1 . Diagnosa Keperawatan Keluarga
pada masalah Lingkungan
a. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higiene lingkungan)
b. Resiko terhadap cidera
c. Resiko terjadi infeksi(penularan penyakit)
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Struktur Komunikasi
Komunikasi Keluarga Disfungsional
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Struktur Peran
a . Berduka dan diantisipasi
b. Berduka disfungsional
c . Isolasi sosial
d. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
g. Perubahan penampilan peran
h. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
i. Gangguan citra tubuh
4. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Fungsi Afektif
a. Perubahan proses keluarga
b. Perubahan menjadi orang tua
c . Potensial peningkatan menjadi orang tua
d. Berduka yang diantisipasi
e .Koping keluarga tidak efektif, menurun
f. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
g. Resiko terhadap tindakan kekerasan
5. Diagnosa Keperawatan Kcluarga pada
masalah Fungsi Sosial
a. Perubahan proses keluarga
b. Perilaku mencari bantuan kesehatan
c. Konflik peran orang tua
d. Perubahan menjadi orang tua
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
g. Perubahan pemeliharaan kesehatan
h. Kurang pengetahuan
i. Isolasi sosial
j. Kerusakan interaksi sosial
k. Resiko terhadap tindakan kekerasan
1. Ketidakpatuhan
m. Gangguan identitas pribadi
6. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Perubahan pemeliharaan kesehatan
b. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
c . Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga
c. Resiko terhadap penularan penyakit
7. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Koping
a. Potensial peningkatan koping keluarga
b. Koping keluarga tidak efektif, menurun
c. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
d. Resiko terhadap tindakan kekerasan
Definisi Operasional Diagnosa Keperawatan
Keluarga
(1) Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami/beresiko mengalami kesulitan
mempertahankan kebersihan dan menjaga lingkungan rumah,
(2) Resiko terhadap Cedera yang Berhubangan Dengan Kurangnya Kesadaran
terhadap Bahaya Lingkungan
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan yang disebabkan
kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia maturasi.
(3) Resiko terhadap Penularan Infeksi ,
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen agen patogen ke anggota yang
lain.
(4) Komunikasi Keluarga Disfungsional
Keadaan dimana keluarga.mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk
mengirim/menerima pesan.
(5) Berduka yang Diantisipasi
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami reaksi reaksi dalam berespon terhadap
kehilangan bermakna yang diperkirakan.
(6) Berduka Disfungsional
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami berduka jangka panjang yang tak
teratasi dan menimbulkan aktivitas yang merusak.
(7) Peruhahan Proses Keluarga Berhubungan Dengan Dampak Anggota Keluarga
yang Sakit Dalam Sistem Keluarga
Suatu keadaan dimana dukungan keluarga yang biasa diterima, mengalami/ beresiko
mendapat suatu stressor yang mengancam terapi keluarga yang sebelumnya efektif.
(8) Perubahan menjadi Orang Tua
Suatu keadaan dimana Keluarga memperlihatkan ketidakmampuan yang nyata atau
potensial dalam menyediakan lingkungan yang mendukung dalam pemeliharaan tumbuh
kembang anggota keluarga.
(9) Perubahan Penampilan Peran
Suatu kondisi dimana keluarga rnengalami/beresiko mengalaini gangguan pada cara
ia merasakan penampilan perannya.
(10) Gangguan Citra Tubuh
Suatu pernyataan pengalaman keluarga yang berada dalam/kemungkinan mengalarni
suatu gangguan dalam cara individu menerima citra tubuhnya sendiri.
(11) Koping Keluarga Menurun
Suatu keadaan dimana orang utama yang menjadi pendukung (anggota kcluarga,
teman dekat) tidak cukup/tidak efektif memberi dukungan untuk kesepakatan,
kenyamanan, bantuan atau dorongan yang dibutuhkan
mencapai keluarga untuk mengatasi atau melaksanakan tugas tugas secara adaptif
berkenaan dengan perubahan kesehatannya.
(12) Koping Keluarga Tidak Efektif Ketidakmampuan
Suatu keadaan dimana keluarga menunjukkan/beresiko
menunjukkan destruktif dalam berespon terhadap ketidakmampuan untuk mengatasi stressor internal/eksternal
karena ketidakadekuatan
sumber (fisik, kognitif, psikologis).
(13) Resiko terhadap Tindakan Kekerasan
Suatu keadaan dimana keluarga
telah atau beresiko
menjadi merusak yang diarahkan pada orang lain atau lingkungan.
(14) Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan
Suatu kondisi dimana keluarga pada kesehatan yang stabil secara aktif mencari
cara untuk mengubah kebiasaan kesehatan diri/lingkungan untuk lebih
meningkatkan kesehatan.
(15) Konflik Peran Orang Tua
Suatu keadaan dimana orang tua mendapatkan pengalaman pertama atau mengalami
perubahan peran dalam berespon terhadap faktor dari luar (sakit hospitalisasi,
perceraian, perpisahan).
(16) Perubahan Pertumbuban dan Perkembangan
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami / beresiko terhadap kerusakan kemampuan
untuk melakukan tugas tugas perkembangan.
(17) Perubahan Pemeliharaan Kesehatan
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami / beresiko untuk mengalami gangguan
dalam kesehatan yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat atau kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan dalam menangani suatu kondisi.
(18) Kurang Pengetahuan
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami kekurangan pengetahuan kognitif dan ketrampilan mengenai suatu kondisi atau pengobatan.
(19) Isolasi Sosial
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami/memahami suatu kebutuhan atau mengharapkan untuk melibatkan orang lain tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut.
(20) Kerasakan Interaksi Sosial
Suatu keadaan dimana keluarga mengalarni atau beresiko mengalami pengalaman yang negatif, insufisiensi atau respon yang tidak memuaskan dalam interaksi.
(21) Ketidakpatuhan
Suatu kondisi dimana keluarga yang sebenamya mau melakukan tetapi dicegah dari
melakukannya oleh faktor faktor yang menghalangi ketaatan terhadap anjuran yang
berhubungan dengan kesehatan yang diberikan oleh profesi kesehatan.
(22) Gangguan Identitas Pribadi
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau beresiko mengalarni ketidakmampuan
untuk membedakan antara dalam dirinya dan bukan dirinya.
(23) Penatalaksanaan Aturan Terapeutik Keluarga : Tidak Efektif
Suatu pola dimana keluarga mengalamilberesiko mengalami kesulitan dalam menyatukan
program kehidupan sehari hari untuk penatalaksanaan penyakit dan gejala sisa
penyakit yang memenubi tujuan kesehatan khusus.Shafa's...
Baca Juga : Tahap Perkembangan Keluarga
Baca Juga : Tahap Perkembangan Keluarga
Diposting oleh
@pohontua28
Rabu, 04 Maret 2015
indonesia,
perawat,
tokoh muda perawat,
yanti turang
0
Comments
Yanti Turang - Profil Tokoh
Tak banyak yang
mengenal salah satu sosok berikut ini, termasuk di kalangan profesi perawat itu
sendiri , dialah Yanti Turang, seorang perawat berdarah Indonesia yang sekarang
tinggal di New Orleans (AS) masuk dalam salah satu tokoh muda Australia masa
depan karena berbagai kegiatannya di bidang kesehatan di Indonesia lewat
organisasi bernama Learn To Live Global.
Yanti Turang adalah salah seorang dari 19 warga muda Australia yang masuk dalam
sebuah buku bernama Future Chasers yang akan diluncurkan oleh Departemen
Perdagangan Internasional Australia bertepatan dengan peringatan Australia Day
Senin (26/1/2015).
Dari 19 orang tersebut, 15 diantaranya sekarang masih berdomisili di Australia
dan empat lainnya termasuk Yanti Turang berasal dari Indonesia, Sri Lanka,
India dan Malaysia.
Dalam
percakapan dengan wartawan ABC L. Sastra Wijaya hari Jumat (23/1/2015) Yanti
Turang mengatakan bangga bahwa dirinya menjadi bagian dari kampanye untuk
memperkenalkan para tokoh muda Australia yang sudah menunjukkan prestasi
mereka. "Nama saya masuk di situ karena di tahun 2014
kemarin saya terpilih untuk menerima penghargaan Young Achiever Award dari La Trobe
University." kata Yanti. Yanti yang
ayahnya berasal dari Sulawesi Utara dan ibunya asli Australia ini memang
menempuh pendidikan di bidang keperawatan di La Trobe University di Victoria
dan tamat tahun 2009. Yanti sebelumnya pernah juga menempuh pendidikan di
universitas yang sama dan menamatkan pendidikan S1 di bidang Kajian Bahasa
Indonesia, dan kemudian pindah ke New Orleans.
Di kota tersebut, Yanti pernah merasakan akibat Badai Katrina, yang melululantakkan
kota tersebut di tahun 2005. Di kota tersebut, Yanti juga memiliki kegiatan
sebagai bintang vokal kelompok musik indie Mahayla selain juga bekerja sebagai
perawat. Di tahun 2011, Yanti mendirikan sebuah organisasi
bernama LearnToLive, sebuah
organisasi kemanusiaan untuk memberikan layanan kesehatan dan pendidikan bagi
komunitas di Indonesia, tempat asal ayahnya.
Di tahun 2012, Yanti bersama dengan tim dokter, perawat dan yang lainnya mendatangi
beberapa kawasan di Sulawesi Utara seperti Sapa, Beringin, Likupang, dan
Bunaken. dalam membantu masyarakat di sana memperbaiki taraf kehidupan mereka. "Sampai
sekarang kehadiran kami masih ada. Sekarang kami memberikan pelayanan di bidang
kesehatan mental guna menangani berbagai masalah mental yang dihadapi warga di
sana. Sesuatu yang di negara maju mungkin tidak masalah lagi namun di daerah
seperti di Indonesia ketersediaan dokter ahli jiwa atau psikolog di kalangan
masyarakat seperti di Sulawesi Utara masih langka." katanya lagi.
Atas kerja sosial ini dan juga kegiatannya sebagai perawat di Amerika Serikat,
di tahun 2012, Yanti pernah terpilih sebagai 100 Perawat Terbaik untuk negara bagian
Louisiana. Dari mana dia mendapatkan dana untuk melakukan
kegiatan tersebut? Menurut Yanti, dia dan beberapa rekannya yang mencari dana
yang mereka kumpulkan baik di Australia dan Amerika Serikat. "Ada juga
beberapa pendonor yang memberikan sumbangan mereka." katanya. Yanti
Turang mengatakan bangga bahwa namanya masuk ke dalam golongan Future Chasers
oleh Departemen Perdagangan Australia. "Mudah-mudahan
dengan ini, nama organisasi kami akan jadi lebih terkenal sehingga kami bisa
melakukan lebih banyak kegiatan." katanya.Shafa's...
Diposting oleh
@pohontua28
Langganan:
Postingan (Atom)
Documentation
pamsimas
(5)
uks
(5)
prolanis
(4)
phbs
(3)
GEMAS
(2)
Kelas Remaja
(2)
Penjaringan kesehatan
(2)
kader tiwisada
(2)
Imunisasi
(1)
Kampanye CTPS
(1)
Kampanye Higyene Sekolah
(1)
Kecacingan
(1)
Pemicuan
(1)
Sub pin difteri
(1)
bias
(1)
demo gosok gigi
(1)
dokter kecil
(1)
kelas ibu balita
(1)
kelas ibu hamil
(1)
pemeriksaan kualitas air
(1)
pjb
(1)
posyandu sekolah
(1)
puskesmas keliling
(1)
sanitasi jajanan sekolah
(1)
stbm sekolah
(1)
BELANTARA INDONESIA
by admin :
Ponkesdes Sumber Waru. Diberdayakan oleh Blogger.