Minggu, 21 September 2014

Krisis Hipertensi

Hipertensi didefinisikan dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Suatu peningkatan tekanan darah secara mendadak dan tinggi adalah suatu keadaan krisis hipertensi. Menurut penelitian, batasan dari krisis hipertensi adalah > 179/109 mmHg. Timbulnya krisis hipertensi iniumumnya disebabkan oleh pengobatan yang tidak optimal, ketidak patuhan minum obat, dan konsumsi obat2an yang menimbulkan hipertensi. Obesitas juga telah teridentifikasi sebagai faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya krisis hipertensi ini. Krisis hipertensi terbagi menjadi 2, jika terdapat kerusakan organ target disebut dengan hipertensi emergency, jika tidak terdapat kerusakan organ target disebut dengan hipertensi urgency.
1.Hipertensi urgency
Hipertensi urgency dapat diobati secara rawat jalan dengan terapi anti hipertensi oral, dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah secara perlahan dalam 24 - 48 jam. Obat2an yang dianjurkan adalah Clonidine, Labetalol, Captopril. Obat terakhir yang disebut adalah obat yang sering kita jumpai di puskesmas. Pemberian Nifedipine sublingual atau oral tidak lagi direkomendasikan untuk hipertensi urgency karena dapat menyebabkan hipotensi berat dan iskemia organ.

2.Hipertensi emergency
Merupakan suatu peningkatan tekanan darah yang tinggi dan cepat baik sistolik maupun diastolik dan berhubungan dengan kerusakan organ target seperti gangguan neurologi, encephalopathy hipertensi, infark cerebri, perdarahan intracranial, gagal jantung  akut, diseksi aorta, gagal ginjal atau eklampsia. Hipertensi jenis ini memerlukan penanganan cepat, termasuk perawatan ICU. Pemeriksaan tekanan darah harus diperiksa di kedua lengan menggunakan tekhnik pemeriksaan yang benar. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tujuan mencari adanya kerusakan organ target. Sedangkan pemeriksaan laboratorium harus mencakup kimia klinik, urinalisis, DL, dan toksikologi. Terapi  dengan obat antihipertensi secara intravena sangat disarankan dalam kondisi ini. Pemilihan obat harus didasarkan karakteristik obat yang spesifik (efek samping). Penurunan tekanan darah harus terkontrol untuk menghindari hipoperfusi organ dan iskemia atau infark. Obat2an yang biasa dipakai adalah Labetalol, Esmolol, Nitrogliceryn, Sodium Nitroprusside, Clevidipine, Trimetaphan, dan Pentholamine.Shafa's...

0 Comments:

Posting Komentar

BELANTARA INDONESIA

by admin :

by admin :
Ponkesdes Sumber Waru. Diberdayakan oleh Blogger.
 
;