Ada
2 bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama
berkata, “aku ingin tumbuh besar, aku
ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan
tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. aku ingin membentangkan semua tunasku
untuk mengucapkan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangataan matahari
dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”… Dan bibit itupun tumbuh,
makin menjulang.
Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah. Karena
hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak - Abraham Wesker.
Bibit
yang kedua bergumam. “aku takut, jika ku
tanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang kutemui di bawah
sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika ku teroboskan tunasku ke atas,
bukankah keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak.
Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk
memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan
berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak!!! Akan lebih baik jika aku
menunggu sampai semuanya aman”… Dan bibit itupun menunngu dalam kesendirian.
Beberapa pecan kemudian seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang
kedua tadi dan segera mencaploknya.
Memang
selalu ada saja pilihan dalam hidup. Selalu saja ada yang harus kita jalani.
Namun seringkali kita selalu berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan,
kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dalam
alas an-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup.
2 Comments:
Pengertian saya sangat terbatas tentang hidup adalah pilihan. Seperti dikatakan keinginan untuk hidup, buat saya itu bukan pilihan kalau saat itu kita memilih untuk tidak hidup tanpa satu alasan yang konyol, apa langsung mengakhiri hidup ?
Karena hidup adalah ketentuan dan keinginan adalah perjuangan bukan pilihan.
Kemudian dalam garis hidup yang telah Tuhan tentukan, sudah menjadi hak Allah menuliskan jalan hidup sesuai dengan keinginan dan harapan kita, lalu mendekatkan dengan pertemuan-pertemuan sesuai keinginan dan bertemu jodoh. Jodoh apa saja, pekerjaan, sahabat bahkan pasangan hidup.
Apakah hal ini masih dikatakan pilihan ? Dimana porsi pilihan ditempatkan. Sedangkan semua yang kita lakukan sesuai dengan keinginan dan harapan.
Pertanyaan, mungkin yang dimaksud pilihan itu keinginan dan harapan ya ??
Menurut saya itu adalah semangat untuk hidup.
Setelah berjodoh, disinilah mungkin yang dikatakan orang pilihan padahal kata saya bukan pilihan! Itu jodoh...??!__Lalu kita diharuskan untuk konswekensi dengan apa yang diberikapan pada kita, yaitu; misalnya tentang pasangan hidup.
"Menikah dengan orang yang kita cintai itu sebuah KEMUNGKINAN.
Mencintai orang yang kita nikahi itu sebuah KEPUTUSAN.
Terus belajar mencintai orang yang sudah (lama) kita nikahi, itu sebuah PERJUANGAN.
Berani merasakan sakitnya untuk kembali membangun rasa cinta kepada orang yang kita nikahi, itu sebuah KEBERANIAN.
Mau memaafkan pasangan yang kita nikahi itu sebuah KEMULIAAN.
Melandaskan semua cinta hanya kepada Allah, itu sebuah KESEMPURNAAN.
Dan seterusnya.
Sangat menarik apa yang telah mbak uraikan diatas. Mengenai sebuah kehidupan yang di dalamnya sangat kompleks. Mungkin adanya sebuah "PILIHAN" merupakan salah satu bagian dari kehidupan itu sendiri yang mau tidak mau harus dijalani oleh setiap manusia... Ibarat pepatah,banyak jalan menuju roma, dan kita pun harus memilih satu jalan yang harus kita lalui...
Posting Komentar